Friday, March 7, 2014

Adu Domba ala Metro TV terkait Pemberitaan mengenai Isu Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

Adu Domba ala Metro TV terkait Pemberitaan mengenai Isu Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

Metro TV adalah salah satu stasiun televisi berita yang berdiri di bawah naungan PT. Media Televisi Indonesia. Metro TV secara resmi berdiri pada 25 Oktober 1999 yang diketuai oleh Surya Paloh, Surya Paloh sendiri adalah salah satu tokoh politik Indonesia yang juga pemilik Koran Media Indonesia.[1]
Sebagai salah satu stasiun yang berorientasi pada berita, Metro TV selalu menyajikan berita dalam setiap siaran mereka, baik itu berita yang berskala nasional maupun internasional. Salah satu acara unggulan Metro TV adalah Metro Hari Ini yang tayang setiap hari pada pukul 18.05, acara ini merupakan acara interaktif yang mengundang partisipasi masyarakat untuk berkomentar tentang topik berita yang telah disediakan oleh pihak Metro TV. Selain itu dialog-dialog dengan para tokoh politik juga sering disiarkan oleh Metro TV.
Secara kasat mata penilaian kita terhadap orientasi Metro TV yang menjadi sumber informasi public tentang kedaan di luar maupun di dalam negeri memanglah positif. Dengan pemberitaan tersebut masyarakat jadi tahu informasi tentang berbagai hal. Hanya saja yang saya permasalahkan di sini adalah pemberitaan yang dilakukan Metro TV terkait masalah politik dalam negeri kita sendiri. Bagaimana Metro TV mengemas berita terkait rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal April lalu. Dalam hal ini masyarakat yang disuguhkan informasi ini cerderung mendapatkan imbas yang tidak baik tanpa mereka sadari.
Pemberitaan yang diberikan Metro TV mengenai masalah BBM ini memang menimbulkan brbagai penolakan, salah satu penolakan yang paling jelas terlihat adalah pada acara Metro Hari Ini dimana ada salah satu masyarakat yang menghubungi pihak Metro TV untuk tidak memberitakan masalah kerusuhan terkait rencana kenaikan BBM. Masyarakat atau partisipan dalam acara tersebut menganggap pihak Metro TV telah melakukan kesalahan terkait pemberitaan yang bersifat provokatif. Nilai berita yang ditampilkan stasiun televisi ini  cenderung mengundang amarah mahasiswa yang menontonnya, tayangan yang  ditampilkan menunjukan bagaimana mahasiswa yang  dianiaya oleh pihak keamanan yang bertugas pada saat demo dilaksanakan.
Pemberitaan yang tak kalah menarik adalah bagaimana nilai politik yang ditanamkan pihak Metro TV dalam dialog-dialog mengenai isu politik Indonesia. Masih berhubungan dengan isu kenaikan harga BBM sendiri, bagaimana dialog yang menghadirkan tokoh-politik diadakan secara langsung. Dalam hal ini pihak Metro TV menjadi pihak netral malah terlihat menyulut perselisihan antara para praktisi partai politik yang hadir. Permasalahan yang saat itu sedang hangat diperbincangkan adalah seputar pro dan kontra terhadap kenaikan harga BBM.
 Salah satu imbas tidak langsungnya menurut saya adalah keluarnya salah satu partai dalam koalisi. Memang di dalam pemberitaan yang kita lihat tidak menyeret Metro TV terkait hal ini, hanya saja motivasi pihak Metro TV dalam membuat acara tersebut jika tidak untuk politisasi rasanya tidak realistis. Apalagi kita juga tahu bahwa chairman  Metro TV sendiri adalah orang yang berkecimpung dalam perpolitikan negeri ini. Beberapa hal di atas rasanya cukup untuk menguatkan dugaan yang telah dipaparkan sebelumnya.
Mengenai pemberitaan di televisi, saya juga telah mewawancarai beberapa orang yang menjadikan Metro TV sebagai media yang mereka gunakan untuk memperoleh informasi. Adapun  orang yang saya wawancarai diantaranya adalah mahasiswa yang aktif dalam berbagai organisasi. Beberapa dari mereka mengiyakan pertanyaan saya terkait dengan amarah yang timbul akibat menyaksikan berita yang menayangkan kekerasan yang diterima oleh mahasiswa ketika demo. Lebih lanjut juga dikatakan bahwa dalam memandang hal tersebut mereka tidak sepenuhnya menyalahkan aparat keamanan karena tidak aka nada aksi jika mahasiswa yang berdemo tidak melakukan hal-hal yang melanggar prosedur yang telah ada.
Isu mengenai permasalahan BBM memang saat ini sudah sedikit surut, namun demikian pemberitaan yang dibuat oleh media massa Metro TV khsusnya hendaknya tidak harus membawa dampak yang negatif bagi penikmatnya. Akan banyak lagi permasalahan yang akan timbul di Negara ini, jika hal ini terus berlangsung maka masalah yang sebenarnya bisa diselesaikan dalam waktu singkat akan berlarut-larut dan sulit dipecahkan.
Seharusnya media-media massa tidak dijadikan sebagai sarana politik yang akan memberatkan bangsa ini sendiri. Namun demikian, harapan akan hal itu sepertinya akan sulit untuk tercapai mengingat bagaimana keadaan media massa kita saat ini.

Daftar Pustaka




[1] Informasi ini didapat dari website metrotv pada kolom Hisory

No comments: