Adu
Domba ala Metro TV terkait Pemberitaan mengenai Isu Kenaikan Harga Bahan Bakar
Minyak (BBM)
Metro TV adalah salah satu stasiun televisi berita
yang berdiri di bawah naungan PT. Media Televisi Indonesia. Metro TV secara
resmi berdiri pada 25 Oktober 1999 yang diketuai oleh Surya Paloh, Surya Paloh
sendiri adalah salah satu tokoh politik Indonesia yang juga pemilik Koran Media
Indonesia.[1]
Sebagai salah satu
stasiun yang berorientasi pada berita, Metro TV selalu menyajikan berita dalam
setiap siaran mereka, baik itu berita yang berskala nasional maupun
internasional. Salah satu acara unggulan Metro TV adalah Metro Hari Ini yang tayang
setiap hari pada pukul 18.05, acara ini merupakan acara interaktif yang
mengundang partisipasi masyarakat untuk berkomentar tentang topik berita yang
telah disediakan oleh pihak Metro TV. Selain itu dialog-dialog dengan para
tokoh politik juga sering disiarkan oleh Metro TV.
Secara kasat mata
penilaian kita terhadap orientasi Metro TV yang menjadi sumber informasi public
tentang kedaan di luar maupun di dalam negeri memanglah positif. Dengan
pemberitaan tersebut masyarakat jadi tahu informasi tentang berbagai hal. Hanya
saja yang saya permasalahkan di sini adalah pemberitaan yang dilakukan Metro TV
terkait masalah politik dalam negeri kita sendiri. Bagaimana Metro TV mengemas
berita terkait rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal April lalu.
Dalam hal ini masyarakat yang disuguhkan informasi ini cerderung mendapatkan
imbas yang tidak baik tanpa mereka sadari.
Pemberitaan yang
diberikan Metro TV mengenai masalah BBM ini memang menimbulkan brbagai
penolakan, salah satu penolakan yang paling jelas terlihat adalah pada acara
Metro Hari Ini dimana ada salah satu masyarakat yang menghubungi pihak Metro TV
untuk tidak memberitakan masalah kerusuhan terkait rencana kenaikan BBM.
Masyarakat atau partisipan dalam acara tersebut menganggap pihak Metro TV telah
melakukan kesalahan terkait pemberitaan yang bersifat provokatif. Nilai berita
yang ditampilkan stasiun televisi ini
cenderung mengundang amarah mahasiswa yang menontonnya, tayangan
yang ditampilkan menunjukan bagaimana
mahasiswa yang dianiaya oleh pihak
keamanan yang bertugas pada saat demo dilaksanakan.
Pemberitaan yang tak
kalah menarik adalah bagaimana nilai politik yang ditanamkan pihak Metro TV
dalam dialog-dialog mengenai isu politik Indonesia. Masih berhubungan dengan
isu kenaikan harga BBM sendiri, bagaimana dialog yang menghadirkan tokoh-politik
diadakan secara langsung. Dalam hal ini pihak Metro TV menjadi pihak netral
malah terlihat menyulut perselisihan antara para praktisi partai politik yang
hadir. Permasalahan yang saat itu sedang hangat diperbincangkan adalah seputar
pro dan kontra terhadap kenaikan harga BBM.
Salah satu imbas tidak langsungnya menurut
saya adalah keluarnya salah satu partai dalam koalisi. Memang di dalam
pemberitaan yang kita lihat tidak menyeret Metro TV terkait hal ini, hanya saja
motivasi pihak Metro TV dalam membuat acara tersebut jika tidak untuk
politisasi rasanya tidak realistis. Apalagi kita juga tahu bahwa chairman
Metro TV sendiri adalah orang yang berkecimpung dalam perpolitikan
negeri ini. Beberapa hal di atas rasanya cukup untuk menguatkan dugaan yang
telah dipaparkan sebelumnya.
Mengenai pemberitaan di
televisi, saya juga telah mewawancarai beberapa orang yang menjadikan Metro TV
sebagai media yang mereka gunakan untuk memperoleh informasi. Adapun orang yang saya wawancarai diantaranya adalah
mahasiswa yang aktif dalam berbagai organisasi. Beberapa dari mereka mengiyakan
pertanyaan saya terkait dengan amarah yang timbul akibat menyaksikan berita
yang menayangkan kekerasan yang diterima oleh mahasiswa ketika demo. Lebih
lanjut juga dikatakan bahwa dalam memandang hal tersebut mereka tidak
sepenuhnya menyalahkan aparat keamanan karena tidak aka nada aksi jika
mahasiswa yang berdemo tidak melakukan hal-hal yang melanggar prosedur yang
telah ada.
Isu mengenai
permasalahan BBM memang saat ini sudah sedikit surut, namun demikian
pemberitaan yang dibuat oleh media massa Metro TV khsusnya hendaknya tidak harus
membawa dampak yang negatif bagi penikmatnya. Akan banyak lagi permasalahan
yang akan timbul di Negara ini, jika hal ini terus berlangsung maka masalah
yang sebenarnya bisa diselesaikan dalam waktu singkat akan berlarut-larut dan
sulit dipecahkan.
Seharusnya media-media
massa tidak dijadikan sebagai sarana politik yang akan memberatkan bangsa ini
sendiri. Namun demikian, harapan akan hal itu sepertinya akan sulit untuk
tercapai mengingat bagaimana keadaan media massa kita saat ini.
Daftar Pustaka
No comments:
Post a Comment